Jumat, 28 Oktober 2016

0

Penulisan Resensi Buku



        Resensi buku merupakan tulisan yang berisi ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan suatu buku yang dapat menjadi pertimbangan orang untuk menentukkan membaca maupun membeli atau tidak membaca maupun tidak membeli karya yang diresensi tersebut.

Hal - hal yang ditulis dalam resensi sebagai berikut:
  • Identitas buku yang memuat: judul buku, nama penulis, nama penerbit, dan lain sebagainya.
  • Sinopsis dari isi buku.
  • Analisis kelebihan dan kekurangan buku.
  • Manfaat buku bagi pembaca.
Contoh resensi buku :
 
Resensi buku


Identitas buku
·            Judul buku : Perjuangan rakyat Kuningan masa revolusi kemerdekaan
·         Nama penerbit : PT. Kiblat buku utama
·         Terbit : Agustus 2006
·         Cetakan ke- : 1
·         Nama penulis : Dewan harian cabang angkatan ’45 Kabupaten Kuningan
·         Tebal buku : x + 326
Kepengarangan
                Moh. Akyas D.S., Drs.,figur pendidik yang lama aktif di politik. Lahir tanggal 7 April 1940 di Kuningan. Memulai karier sebagai guru SR di Cilimus 1960 – 1964, anggota DPR GR TK II Kuningan 1966 – 1971,pensiun dari PNS di Pemda Kabupaten Kuningan,aktif sebagai pengurus Golkar sejak awal sampai sekarang.
            H. E. Kuswandy Achmad Marfu, Drs., M.Pd., aktivis yang jadi PNS, lahir di Kuningan 14 Februari 1953. Mengawali karier sebagai seorang guru SPG Muhammadiyah di Bandung (1981 – 1991), terakhir sebagai anggota Dewan Pakar Linggajati Centre dan Ketua Presidium KAHMI Kuningan.
            H. Tatang Sudarta, Drs. Bc. Hk., adalah figur pensiunan yang aktif di berbagai organisasi, lahir di Kuningan, tanggal 14 Mei 1944. Memulai karier sebagai Penasihat Hukum TRI KARYA di Jakarta.
            M. Ibrahim, B. A., figur pendidik senior yang konsern terhadap ilmunya, lahir di Kuningan 21 April 1937, seorang pendidik, pensiun tahun 1997, tinggal di Kuningan. Bekerja sebagai guru SMAN Kuningan sejak tahun 1962.
            Nana Mulyana, Drs. Seorang guru yang rajin menulis, lahir di Kuningan, 18 Nopember 1958. Bekerja sebagai guru SMAN 3 Kuningan dan dosen UNIKU.
            Mochammad Abas, Drs., seorang pegiat pendidikan yang lahir di Kuningan, 11 September 1949. Meniti karier sebagai guru sejarah 1974 – 1994, dan anggota tim penulis sejarah Kuningan tahun 1970.
            Wawan Hermawan J. R., figur orang Kuningan kelahiran Cirebon, 27 Januari 1952. Karier sebagai wartawan di Harian Mandala Bandung, Harian Terbit Jakarta, Pos Film, Bisnis Maritim, dan Harian Pantura.
Sinopsis
                Awalnya pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942, yang ditndai dengan penandatanganan kedua belah pihak di Pangkalan Udara Militer Belanda di Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pad akhir pemerintahan Hindia Belanda, pemerintahan di Kuningan di pimpin oleh Bupati Rd. Umar Said. Dengan sendirinya daerah Kabupaten Kuningan pun jatuh ke tangan militer Jepang. Kemudian, pada saat Kuningan dalam kekuasaan bala tentara Jepang, bala tentara Jepang mengumumkan UU Nomor 1 mengenai pemerintahan Jepang di Indonesia sementara. Kemudian tak lama kekuasaan Jepang di Indonesia segera berakhir menyusul penyerahan Jepang kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945. Pada masa kekosongan itu, Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Di Cirebon dan Kuningan berita proklamasi itu sudah didengar masyarakat pada hari itu juga, yaitu melalui orang – orang yang kebetulan baru kembali dari Jakarta. Namun, masyarakat menganggap berita itu belum resmi karena berasal dari mulut ke mulut sehingga menimbulkan keragu – raguan. Kemudian, Presiden RI Bung Karno menginstruksikan agar dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pembentukkan BKR di Kuningan dilaksanakan di sebuah gedung di jalan RS Kuningan. Akhirnya, dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia kemudian sejak itu telah mengundang reaksi dan hadirnya Belanda kembali di Indonesia. Lalu, Belanda mulai memasuki wilayah Kabupaten Kuningan dengan membumi hanguskan rumah Tionghoa di Kecamatan Cilimus. Dengan bekerja sama rakyat Kuningan melawan tentara Belanda.  Kemudian dengan berakhirnya kekuasaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, Ratu Yuliana (Ratu Belanda) menandatangani piagam pengakuan kedaulatan RIS di Kota Amsterdam.
Kelebihan dan kekurangan buku
·         Kelebihan buku    :    Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
·      Kekurangan buku :    Kekurangan didalam buku ini terdapat gambar yang tidak
                                    berwarna sehingga membuat buku ini kurang menarik.
Manfaat buku
Agar pembaca mengetahui tentang bagaimana perjuangan rakyat Kuningan dalam masa revolusi kemerdekaan.

0 komentar:

Posting Komentar